Rabu, 23 Juli 2014

Sejumlah korban pesawat Malaysia Airlines MH 17 yang jatuh di Ukraina pada Kamis (17/7) lalu, ternyata 12 orang adalah warga negara Indonesia (WNI), dan lima korban ternyata berasal dari Bali. Merekaadalah Yodricunda Theistiasih, MSTR Clarice Yelena Huizen (bayi dari Yodricunda), Arnoud Huizen (suamiYodricunda warga negara Belanda namun tinggal di Bali), Ketut Wiartini, dan Wayan Sujana.Hasil penelusuran DenPost, Jumat (18/7) kemarin, tiga korban yakni Yodricunda Theistiasih, MSTR Clarice Yelena Huizen, dan Arnoud Huizen, tinggal di Badung. Menurut sepupu Yodricunda Theistiasih, Marta Titihalawah, saat ditemui Perumahan Dalung Permai Blok L 3/71, Kecamatan Kuta Utara, Ody adalah nama kecil Yodricunda Theistiasih. Almarhumah sekeluarga tidak tinggal di Perumahan Dalung Permai, melainkan tinggal mandiri di sebuah perumahan di kawasan Jimbaran. “Rumah yang ditempatinya dulu di Perumahan Dalung Permai adalah milik rumah keluarga besarnya yang kini dihuni keluarga Ody yang lain, “ tegas Marta.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pihak keluarganya di Bali mendengar kabar Ody sekeluarga menjadi bagian dari korban pesawat Malaysia Arilines MH17 yang jatuh di perbatasan Ukraina-Rusia pada Jumat dinihari kemarin sekitar pukul 01.00. Sambungan telepon dari pihak keluarganya di Belanda sangat mengagetkan keluarga almarhumah di Bali, termasuk di Jakarta, karena famili Ody juga ada yang berasal dari Jakarta. "Saya mendengar kalau adik sepupu saya jadi korban dalam pesawat Malaysia Airlines sekitar dini hari. Kebetulan kan keluarga saya ada yang tinggal di Belanda. Dari keluarga di sana, saya dan keluarga di Bali mendapat kabarnya," tegas Marta dengan mata berkaca-kaca.
Dia seperti menahan sedih yang teramat dalam. Marta mengaku seperti tak percaya kabar bila adik sepupunya itu turut jadi korban. "Sampai detik ini saya seperti tidak percaya. Mudah-mudahan ada mukjizat," harap Marta, ditemani suaminya, Leo Poetiray.
Menurut Marta, Ody dan keluarganya meninggalkan Bali pada 29 Juni lalu menuju Amsterdam, Belanda. Bersama sang suami, Arnoud, mereka ke Belanda dalam rangka pengurusan dokumen kewarganegaraan putrinya yang pada Oktober ini genap berusia 2 tahun. "Yang saya tahu, dia, suami, dan anaknya, ke Belanda mau mengurus dokumen status kewarnegaraan. Anaknya memang lahir di sini dan sekarang berkewarganegaraan Indonesia. Tapi untuk anak-anak, katanya, diboleh memiliki kewarganegaraan ganda, sehingga diuruslah ke Belanda," ungkapnya.
Marta juga menceritakan, pada Kamis (17/7) lalu semestinya Ody sudah tiba di Bali. Dari percakapan terakhir bersama Marta pada Selasa (15/7) lalu melalui media sosial, Ody memberitahukan bila dia sedang banyak pekerjaan di Bali. "Saya sempat komunikasi dengan adik saya itu. Dia bilang mau pulang 17 Juli, karena banyak pekerjaan. Tapi ternyata malah dapat musibah seperti ini," tegas Marta.
Mengenai suami Ody yakni  Arnoud , menurut Marta, juga tinggal di Bali dan berprofesi sebagai pengajar yang bekerja paruh waktu atau part time. Hanya Marta tak mengetahui pasti dimana iparnya itu mencari nafkah. "Kami sekeluarga hanya bisa pasrah dengan musibah ini. Kami berharap yang terbaik," tandasnya

0 komentar:

Posting Komentar